Sabtu, 13 Mei 2017

TARI BURUNG ENGGANG

Tari Burung Enggang atau biasa disebut Tari Enggang adalah sebuah tarian Suku Dayak Kenyah Kalimantan Timur. Tari Burung Enggang menjadi tarian wajib dalam setiap upacara adat Suku Dayak Kenyah. Tari Burung Enggang menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang yang biasanya dibawakan oleh wanita-wanita muda Suku Dayak Kenyah.
Makna dan Fungsi
Menurut kepercayaan orang Dayak Kenyah nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi menyerupai burung enggang. Oleh karena itu, masyarakat dayak Kenyah sangat menghormati dan memuliakan burung enggang. Sehingga Tari Enggang dapat dimaknakan sebagai penghormatan Suku Dayak Kenyah terhadap asal usul leluhur mereka. Bulu-bulu Burung Enggang ini selalu memegang peranan yang penting pada setiap upacara-upacara adat dan tarian-tarian adat dan juga bentuk-bentuk Burung Enggang banyak terdapat pada ukiran-ukiran suku Dayak Kenyah.
Ada pula yang mengartikan Tarian Burung Enggang sebagai simbol perpindahan masyarakat Dayak dari satu tempat ke tempat lainnya secara berkelompok. Melihat kebiasaan Suku Dayak pada masa yang lalu selalu berpindah tempat dan menjalani hidup secara nomaden, dikarenakan Suku Dayak pada masa itu selalu berperang antar suku, sehingga mereka memilih hidup berpindah-pindah untuk mencari keselamatan
NO
SUBYEK
DESKRIPSI
1
Tema
Tema dari tari enggang terbang dari kalimantan timur adalah kebersamaan, yaknimengisahkan tentang perpindahan masyarakat Dayak dari satu tempat ke tempat lainnya secara berkelompok.
2
Penari
1.    Jumlah : lebih dari satu atau berkelompok
2.    Usia : gadis kira kira usia 13 – 29 tahun
3.    Jenis kelamin : perempuan
4.    Peran : menirukan gerak burung enggang yang terbang secara berkelompok
3
Gerak
Gerak pada tari enggang terbang dari kalimantan timur adalah gerak imitatif yang menirukan burung enggang yang terbang secara berkelompok, merupakan simbol dari perpindahan suku dayak secara bersamasama
Gerak pada tari enggan antara lain menganggukk anggukkan kepala, mengepak ngepakkan tangan, berjalan jinjit, menggerakkan badan keatas dan kebawah, berputar

Gerak dasar dari tari ini antara lain :
a. nganjat
nganjat adalah sebuah gerakan utama atau gerakan khas dari tarian dayak yang menyerupai burung engang gading yang membuka menutup sayap nya dalam gerakan ini melambangkan gerakan molek dari seorang penari dayak tersebut
b.ngasai
ngasai adalah gerakan yang menyerupai burung engang yang sedang terbang
c. purak barik
purak barik adalah sebuah gerakan dasar yang merupakan gerakan perpindahan tempat 
4
Properti
1.    Ikat kepala yang berbentuk seperti segitiga dan biasanya terdapat bulu seperti bulu burung enggang .
2.    Sayap sayap yang biasanya berbentuk bulat atau 3 helai atau lebih sayap
5
Tata Rias
Tata rias dari tari enggang terbang ini sangat sederhana dan tidak banyak menggunakan make up, yang menyimbolkan tentang kesederhanaan suku dayak.
6
Tata Busana
1.    Pakaian dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya yaitu legging hitam dan korset hitam polos
2.    Pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai dari dada sampai pinggul yaitu  rompi dan rok. (rompi dan rok berwarna dasar hitam dengan motif yang berwarna antara lain : kuning biru putih orange hijau muda dan sebagainya)
7
Tata Rambut
Rambut di helai biasa atau di tali ke atas
8
Iringan
Menggunakan musik langsung antara lain kendang dsb
9
Tempat
Di dalam dan di luar ruangan
10
Waktu
Kapan saja
11
Tata Lampu
Tata lampu biasa


Masyarakat suku Dayak sangat menghormati burung enggang dan menganggapnya sebagai panglima burung. Hampir seluruh bagian tubuh burung enggang menjadi lambang dan simbol kebesaran dan kemuliaan suku Dayak.
Burung enggang juga dianggap sebagai lambang perdamaian dan persatuan. Oleh karena itu, burung enggang dapat kita temukan di hampir setiap ruang masyarakat dayak, seperti pada patung, ukiran, lukisan, pakaian, rumah, balai desa, monumen, pintu-pintu gerbang, juga di makam-makam.
Bagi orang Dayak, enggang juga menjadi simbol seorang pemimpin yang ideal. Hal ini dikarenakan burung enggang terbang dan hinggap di gunung-gunung dan pepohonan yang tinggi, bulu-bulunya indah, dan suaranya terdengar ke mana-mana.
Sayapnya yang tebal menggambarkan pemimpin yang melindungi rakyatnya. Suaranya yang keras menyimbolkan perintah pemimpin yang selalu didengar oleh rakyat. Ekornya yang panjang menjadi tanda kemakmuran rakyatnya. Secara keseluruhan, burung enggang menyimbolkan watak seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya.
Tari enggang mengambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang.
Paruh burung enggang digunakan sebagai lambang pemimpin perang orang dayak. Namun, karena orang Dayak mengeramatkan burung ini, orang dayak hanya mengambil paruh enggang yang sudah mati.
Bulu ekornya yang memiliki warna hitam dan putih digunakan dalam pakaian adat Kalimantan dan digunakan sebagai kostum dalam tari-tarian saat upacara adat. Para penari adat menggunakan bulu enggang sebagai hiasan kepala dan jari-jari tangan.
Burung yang panjangnya bisa mencapai 150 cm ini juga menjadi lambang kesetiaan dan kerukunan. Hal ini berangkat dari cara hidupnya yang unik. Burung enggang hidup berpasang-pasangan dan tidak dapat hidup tanpa pasangannya. Burung enggang betina suka bertelur di lubang pohon. Sarangnya ditutupi lumpur dan hanya menyisakan sedikit lubang. Saat mengerami telurnya, enggang betina tinggal di dalam sarang. Selama waktu pengeraman yang berlangsung lama ini (sekitar 4 bulan), enggang jantan akan memberi makan enggang betina melalui lubang kecil tersebut.
Sekarang, burung yang berperan dalam penyebaran benih pohon di hutan ini menjadi burung yang sangat langka dan sangat sulit ditemui di hutan Kalimantan. Penyusutan populasi enggang berakibat pada pelambatan pertumbuhan benih-benih pohon.
Habitat burung ini sebagian telah rusak oleh penebangan liar dan pengalihan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Belum lagi ulah para pemburu liar. Reproduksi enggang sendiri makan waktu cukup lama. Harga paruh dan bulu burung enggang yang sangat mahal menarik orang untuk memburunya.
Kesemuanya berdampak pada makin langkanya enggang di hutan-hutan Kalimantan. Jika hal ini dibiarkan, di kemudian hari sangat mungkin kita hanya mengenangnya melalui gambar dan rekaman video saja, sementara burung aslinya sudah punah dari muka bumi.
Perkembangan
Saat ini Tari Enggang semacam menjadi tarian wajib dalam setiap even, baik itu dalam upacara adat Suku Dayak, juga ditampilkan dalam setiap acara-acara kebudayaan di Indonesia. Kendati terdapat perkembangan gerak tarinya menjadi Tari Enggang kreasi baru, namun tidak terlepas dari makna serta filosofi yang terkadung dalam Tari Burung Enggang, yaitu sebagai bahasa budaya dan mempererat tari persaudaraan antar suku bangsa yang ada di Indonesia





1 komentar: